|
ROHUL - Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Rokan Hulu, Muhamad Zaki
S.Stp memastikan kondisi keuangan Rohul di awal tahun 2022 ini terbebas dari
defisit keuangan.
Dari hasil penghitungan sementara Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah (BPKAD) pada tutup buku 31 Desember 2021 lalu, neraca keuangan Rohul
masih menunjukkan surplus di angka Rp70 miliar.
"Alhamdulillah, awal tahun 2022 ini kita tidak mengalami defisit
keuangan seperti tahun lalu. Dari estimasi sementara ada selisih antara
Pendapatan dan Belanja di tahun 2021, masih terdapat estimasi kelebihan
anggaran sekitar Rp70 miliar," cakap Pj Sekda Rohul Muhamad Zaki, kepada wartawan,
Rabu (5/1/2022).
Dikatakan Sekda, surplus keuangan ini sebabkan karena keberhasilan
pemerintah dalam melakukan efisiensi anggaran dalam rangka penyehatan APBD
serta tingginya realisasi Pendapatan tahun 2021 meskipun di tengah
"badai" pandemi Covid-19.
"Ini merupakan hasil komitmen bersama antara bupati, TAPD dan juga
DPRD dalam rangka penyehatan APBD dari defisit keuangan yang terjadi selama
bertahun-tahun," cakap Pj Sekda Muhamad Zaki.
Zaki menjelaskan, pada tahun 2021 lalu, pemerintah daerah telah berhasil
memaksimalkan target Pendapatan Daerah dimana dari target Rp. 1.672.320.733.395
dalam APBD 2021 terealisasi Rp1.660. 419.740.559 atau 99 persen.
Senada dengan itu, Kepala BPKAD Rohul Suharman Nasution menyatakan, surplus
keuangan Rp70 miliar tersebut barulah sebuah angka estimasi setelah pemerintah
menghitung selisih Pendapatan dan Belanja termasuk mengkalkulasikan dengan
beberapa kegiatan DAK fisik yang belum tuntas dikerjakan serta penggunaan dana
BOS dan BLUD yang belum dientrikan.
Dijelaskan Suharman, ada beberapa komponen belanja yang memberikan
kontribusi terhadap situasi keuangan Rohul yang mengalami surplus tahun ini,
seperti adanya sisa dana Biaya Tak Terduga (BTT) yang dianggarkan sebesar Rp31
miliar dimana setelah dimaksimalkan hanya terealisasi sekitar Rp20 miliar.
"Selain itu ada beberapa komponen belanja lainnya yang juga kita
lakukan efisiensi seperti belanja operasional, belanja modal, belanja barang
dan jasa dan belanja lainnya, sehingga sementara ini angkanya sekitar Rp70
miliar," jelas Suharman.
Sementara untuk mengetahui Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun (SILPA),
lanjut Suharman pemerintah saat ini masih menghitung penerimaan pembiayaan
dimana SILPA ini, bisa lebih besar dari estimasi surplus Rp70 miliar saat ini.
0 Komentar