PEKANBARU - Kepala Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi
Soetjipto mengapresiasi keberadaan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu
Riau.
Ia menilai fasilitas yang berlokasi di kompleks Gedung Lembaga Adat Melayu
Riau (LAMR), Pekanbaru, tersebut memiliki makna strategis dalam pengembangan
dan percepatan pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasca pandemi.
”Inilah salah satu contoh nyata bahwa kegiatan hulu migas hadir di
tengah-tengah masyarakat dan berkontribusi terhadap upaya pemberdayaan dan
pengembangan kemandirian masyarakat. Kegiatan hulu migas harus tumbuh dan
berkembang bersama-sama masyarakat di sekitar wilayah operasinya,” ungkap Dwi
Soetjipto ketika berkunjung ke Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau,
Rabu (5/1/2022).
Dwi juga mengaku terkesan dengan peran perempuan dalam pengembangan Sentra
yang berbasis budaya Melayu Riau tersebut. Produk-produk UMKM yang dijual sebagian
besar merupakan hasil keterampilan dari kaum perempuan di Riau. Sekitar 75
persen dari 300 UMKM yang dibina oleh Sentra adalah perempuan.
”Hal ini tentu turut membantu perekonomian keluarga dan menjadi role model
(panutan, red) bagi anak-anak mereka,” tegasnya.
Terkait dengan dukungan pemasaran, Dwi menyampaikan bahwa instansi terkait
termasuk KKKS di Riau serta PHR dapat menyerap produk UMKM yang ada di Sentra
Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau. Sehingga menjadi bukti nyata dukungan
kepada UMKM tersebut, sekaligus menjadi penopang dalam pemasarannya.
“Biasanya setiap hari Jumat, setiap instansi termasuk PHR menggunakan
seragam batik. Pakaian batik ini tentu bisa memesan ke UMKM yang ada di sini,
sehingga dukungan nyata dapat dirasakan langsung," ujar Dwi.
Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau lahir berkat kolaborasi
Pemprov Riau, LAMR, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah
Kerja (WK) Rokan di mana saat ini dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Fasilitas ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sandiaga Salahuddin Uno pada awal Juli 2021. Sentra ini diharapkan menjadi
salah satu ikon destinasi wisata seni-budaya dan sentra pengembangan UMKM di
Riau. Dukungan dari SKK Migas dan PHR sangat dirasakan, dengan sosialisasi dan
publikasi terus menerus, para pejabat negara mulai mengenal dan mengunjungi
Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu.
Selain Menteri Parwisiata dan Ekonomi Kreatif, yang sudah mengunjungi
adalah Menteri BUMN dan Menteri Sosial. Sentra tersebut memamerkan hasil
kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau.
“Kehadiran fasilitas ini bernilai strategis bagi pelestarian budaya Melayu
dan pengembangan ekonomi kreatif di Riau. Keberadaannya diharapkan dapat
semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya
Melayu,” tutur Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.
Sementara itu, Ketua DPH LAM Riau, Datuk Seri syahril Abubajar mengatakan,
bahwa sentra UMKM yang dibuat oleh Chevron dan didukung olrh PHR dan SKK Migas
tersebut sangat membantu masyarakat melayu Riau.
"Kita sangat berterima kasih kepada PHR dan SKK Migas, semoga terus
berkelanjutan," tukasnya.
Program-program strategis PHR selaras dengan komitmen Pertamina untuk
menerapkan aspek-aspek ESG (Environment, Social and Governance) dalam kegiatan
bisnis dan operasinya.
Meski baru berusia beberapa bulan, omzet penjualan di sentra tersebut terus
menunjukkan tren peningkatan kendati saat ini masih dalam situasi pandemi.
"Pesanan dan pembelian terus meningkat dari instansi pemerintah maupun
swasta untuk tamu-tamu mereka. Omzet pada November 2021 menembus angka sekitar
Rp 200 juta dalam sebulan,” ungkap Wan Irzawati selaku koordinator pengelola
sentra.
Omzet tersebut, lanjut dia, jauh meningkat dibandingkan masa awal pembukaan
yang berada di kisaran Rp 30 juta per bulan. Untuk pengembangan ke depan, PHR
WK Rokan memiliki visi Go Digital dengan cara memfasilitasi UMKM binaan Sentra
tersebut untuk memasuki pasar digital (digital marketing) sehingga memperluas
jangkauan pemasaran.
0 Komentar