|
Harianwarta1.com - Mantan Presiden sekaligus Ketua Dewan
Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) menyebut bahwa tidak asa masjid yang
radikal. JK juga meminta agar masjid tidak dianggap salah.
Menurut JK, jika terdapat pihak yang salah satu radikal adalah
orang yang berbicara di masjid tersebut.
"Tidak ada masjid yang radikal karena itu mungkin saja dari
sisi caranya berbicara ada (kesalahan)," kata JK dalam Rakernas PKS di
Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (31/1).
Menurut JK, masjid merupakan baitullah (rumah Allah) bangunan
atau tempat yang digunakan untuk beribadah. Karena itu, jika terdapat orang
yang melakukan kesalahan, maka masjid tidak bisa dianggap bersalah.
Menurut JK, semestinya aparat memeriksa orang yang bermasalah
tersebut jika dinilai melanggar undang-undang.
"Kalau memang salah ya diperiksa kan? Jangan masjidnya yang
dianggap salah," ujarnya.
Wapres Ma'ruf Amin Bantah Masjid Radikal
Senada, Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan radikalisme tidak
bisa tumbuh di rumah ibadah seperti masjid karena sudah diatur dalam peraturan
bersama menteri (PBM) yang diterbitkan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.
"Sebenarnya PBM itu merupakan kesepakatan majelis agama
bagaimana menangani (radikalisme). Sebelumnya kan ada konflik, dengan adanya
PBM itu sudah ada solusinya, aturannya," jelasnya di Makassar, Sulawesi
Selatan, Senin (31/1).
Oleh karena itu, kata Ma'ruf, sepanjang aturan dalam PBM
tersebut dipatuhi maka akan terhindar dari konflik soal ibadah.
"Karena sudah detail. Jadi solusinya sudah dibuat, tapi
kadang-kadang orang tidak patuh, nah kalau tidak patuh ditegakkan hukumnya Law
Enforcement-nya," pungkasnya.
Sebelumnya, Mabes Polri menyatakan akan memetakan masjid-masjid
di Indonesia. Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Polri, Brigjen
Pol Umar Effendi mengatakan, pemetaan masjid merupakan salah satu upaya
menangkal penyebaran terorisme.
"Kemarin kita juga sepakat dalam diskusi mapping masjid,
Pak. Mohon maaf," kata Umar dalam agenda Halaqah Kebangsaan Optimalisasi
Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang digelar MUI
disiarkan di kanal YouTube MUI, Rabu (26/1).
0 Komentar