Harianwarta1.com - Anggota Komisi I DPR Sukamta kembali
menyoroti bocornya data catatan medis pasien Covid-19 dan dijual di RaidForums.
Menurutnya, peristiwa ini menjadi tanda bahwa Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) kembali gagal melindungi data pribadi warganya.
"Seharusnya pengawalan lebih ketat, namun faktanya sekarang
data Kemenkes RI kembali bobol. Artinya Kominfo gagal menjaga data masyarakat
dan tidak bisa memimpin kementerian/lembaga dalam melindungi data
masyarakat," ujar Sukamta lewat keterangan tertulisnya, Jumat (7/1/2022).
Komisi I, kata Sukamta, sudah berulang kali mengingatkan Kominfo
agar melindungi data pribadi masyarakat. Pasalnya, kebocoran dan perdagangan
data masyarakat Indonesia sudah sering terjadi dan membahayakan.
"Kominfo sebagai leading sektor digital bertanggung jawab
mengatur manajemen perlindungan data lebih ketat berbagai kementerian /lembaga,
salah satunya Kementrian Kesehatan. Apalagi data Kemenkes yang berhubungan
dengan Covid-19 beberapa waktu lalu pernah dibobol," ujar Sukamta.
Dampak kebocoran data ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kementerian yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Partai
Nasdem Johnny G Plate. Mengingat hal serupa sudah sering terjadi.
"Data yang bocor membuat masyarakat banyak mendapatkan
pesan-pesan tidak jelas dan mengganggu sehingga kepercayaan dan keyakinan
terhadap keamanan data dirinya berkurang," ujar Sukamta.
Kebocoran data ini juga menjadi pesan urgensinya rancangan
undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP). RUU tersebut terhambat
pembahasannya dikarenakan ngototnya Kominfo agar lembaga pengawasan data ingin
berada di bawah kementerian tersebut.
"Padahal saat ini saja Kominfo tidak punya kemampuan
menangani permasalahan kebobolan data. Kominfo harus berkaca, sadar kemampuan
diri. Selain itu, banyak negara di dunia khususnya Eropa mengkhususkan sebuah
lembaga perlindungan data yang independen," ujar Wakil Ketua Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) DPR itu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih menelusuri kebenaran
informasi terkait bocornya data pasien Covid-19 milik Kementerian Kesehatan dan
dijual di forum gelap atau raid forum. "Masih ditelusuri kebenaran
informasinya,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI
Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi Republika.co.id.
Dokumen yang bocor itu merupakan isi rekam medis pasien dengan
total data sebesar 720 GB. Pengunggah juga memberi sampel medis sebanyak 3.26
GB atau sebanyak 6 juta.
Dalam situs itu juga ada keterangan dokumen "Centralized
Server of Ministry of Health of Indonesia." Dalam unggahan tersebut,
terdapat keterangan bahwa data yang bocor diunggah pada Kamis (6/1/2022) hari
ini.
Data berukuran total 720 GB itu mencakup informasi rontgen dari
nama pasien, nama rumah sakit, tanggal pengambilan rontgen, foto pasien, hasil
tes Covid-19, CT scan, surat rujukan, surat rujukan BPJS, pasien rujukan antar
rumah sakit, dan lain-lain. Peretas mengklaim data ini berasal dari
"server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia" pada 28 Desember 2021.
0 Komentar