SELATPANJANG -Sin
Cia atau Tionghoa Peranakan Kepulauan Meranti telah melaksanakan segala
persiapan untuk menyambut perayaan Imlek 2573 Masehi, Selasa (1/2). Biasanya
perayaan dikemas dengan meriah, hingga mampu memikat kehadiran puluhan ribu
wisatawan domestik, dan mancanegara di sana. Seperti Festival Pawai Dewa Co She
Kong keliling kelenteng, pemasangan belasan ribu lampion, dan perang air, atau
yang lebih dikenal dengan Festival Cian Cui.
Namun untuk tahun ini, sejumlah event yang
dimaksud terpaksa kembali ditiadakan untuk mengantisipasi timbulnya kasus baru
di tengah pandemi Covid-19 di Kepulauan Meranti.
Walaupun demikian segala sesuatu yang berkaitan
warna merah tetap tampak mencolok. Mulai dari baju, hingga ornamen sudut rumah
serta kelenteng di Pusat Kabupaten Kepulauan Meranti.
Bahkan ciri khas
bertepatan dengan hari tersebut juga mulai identik oleh keriuhan suara petasan
yang dibakar secara mandiri hingga kelompok masyarakat setempat. Walau tidak
seperti tahun sebelumnya.
Tidak lupa lampion
atau lentera terpasang di setiap klenteng di sana. Begitu juga wadah cuci
tangan dan thermogun. Demikian terlihat di Vihara Sejahtra Sakti yang menjadi
klenteng tertua di Kabupaten Kepulauan Meranti, Jalan A Yani Selatpanjang.
"Persiapan telah kami lakukan sejak awal
Januari. Seperti bersih-bersih hingga pemasangan segala keperluan. Pemasangan
lampu, dan persiapan thermogun, fasilitas untik pencuci tangan semua sudah ada.
Bahkan besok (hari
ini, red) kami beserta Satgas Covid-19 akan mendirikan posko vaksinasi di depan
klenteng ini. Dari tanggal 1 sampai 6 Februari 2022," ungkap pengurus
klenteng, Antoni alias Asa sebagai penjaga klenteng kepada Riau Pos, Senin
(31/1) sore. Menurutnya persiapan tidak kalah berbeda walaupun sejumlah event
seperti Pawai Dewa Co She Kong tidak dilaksanakan.
"Tak jauh beda.
Jadi untuk jam dua belas malam langsung kami buka kelenteng untuk ibadah pada
warga," ujarnya.
Rindu dengan Sejumlah Event Rutin Paguyuban
Tionghoa Kepulauan Meranti bersama unsur terkait telah sepakat untuk meniadakan
sejumlah helat rutin. Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Paguyuban Sosial
Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepulauan Meranti Wanandi Salim alias Aan
kepada wartawan.
"Persiapan dan
kesepakatan telah dilakukan. Tentunya harus benar-benar menjadi rumusan agar
tidak memperburuk situasi. Kita harus menahan diri agar wabah ini segera
berlalu.
Untuk itu Imlek kali
ini tentu tidak semeriah dua tahun lalu. Karena ada pembatasan sehingga
sejumlah kegiatan ditiadakan," ujarnya. Adapun kebiasaan perayaan Imlek
yang ditiadakan meliputi, perang air atau cian cui, hingga pawai Dewa Co She
Kong keliling kelenteng.
Selain cian cui,
sejarahnya kepercayaan untuk menyambut Dewa Cho Se Kong cukup menjadi daya
tarik tersendiri di Meranti. Dan itu dilakukan mulai H+5 Perayaan Imlek di
Vihara (klenteng) Sejahtera Sakti yang berada di jalan Ahmad Yani Selatpanjang,
mulai pukul 19.00 waktu setempat hingga dengan subuh.
Sehari setelah itu menjadi puncak pelaksanaan
ibadah tersebut. Yakni menyambut HUT Dewa Cho Se Kong. Di mana akan dilakukan
dengan mengarak dewa ini bersama dewa-dewi pengiring lainnya menuju ke 23
vihara yang ada di Kota Selatpanjang. "Bupati tadinya ingin kegiatan ini
dilaksanakan.
Kami juga ingin seperti itu. Tapi aturannya
tidak boleh, makanya kita harus patuh untuk menjaga situasi tetap aman dari
pandemi. Keputusan itu datang dari pemerintah pusat. Sebagai langkah antisipasi
sebaran Covid," ungkapnya.
Sementara itu, untuk
pelaksanaan ibadah tetap dilakukan di masing-masing klenteng, namun harus
menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mulai menyediakan alat ukur suhu tubuh,
cuci tangan, mengenakan masker dan jaga jarak.
"Harus menjaga
prokes. Agar itu berjalan baik, nantinya setiap kelenteng diwajibkan membentuk
panitia internal agar dapat mengatur setiap pelaksanaan ibadah,"
ungkapnya. Jawaban sama juga disampaikan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H
Muhammad Adil SH. Ia mengaku rindu akan event yang dimaksud.
Terlebih dampaknya terhadap ekonomi warga. "Kita
inginkan itu. Jika acara itu bisa kita laksanakan akan ada puluhan ribu
wisatawan yang hadir. Tapi pandemi belum selesai. Malah sekarang ini sudah ada
varian baru seperti Omicron.
Itu yang harus kita jaga. Jangan sampai
setelah perayaan timbul kasus-kasus ini," ungkapnya. Menurutnya Meranti
masih bertahan dengan nol sebaran kasus baru. Dan vaksinasi sudah hampir 80
persen.
Untuk itu ia tidak
ingin mengambil risiko sekecil mungkin. "Makanya kami putuskan itu. Sambil
mempersiapkan event besar di tahun depan.
Makanya semua harus
patuh prokes dan vaksin jangan sampai ada kasus baru. Karema ekonomi kita sudah
mulai bagus ini. Kalau ada, abis kita," ungkapnya.
0 Komentar